Welcome to Enchephelon, this is my central nervous system

Kamis, 21 April 2011

Thanks god, I’m not a boy

Aku sering sekali berfikir, kenapa aku dilahirkan sebagai seorang gadis.

Bahkan terkadang aku sering mengeluh, tentang kenapa aku menjadi seorang gadis.

Begini begitu lah.

Susahnya menjadi gadis, yang tidak sebebas lelaki.

Aku bahkan harus merelakan banyak kesempatan brilian yang ada dalam hidup saya.

Seperti misalnya saat salah satu Oom ku menawarkan sekolah di Luar negeri.

Atau ketika aku mendapat kesempatan Memilih 2 Universitas di seluruh Indonesia (kecuali Universitas Airlangga yang notabene ada di satu kota tempat ku tinggal) , dengan 3 Fakultas tiap universitasnya.

Aku waktu itu memilih Universitas Brawijaya dan Universitas Gajah mada, dengan pilihan yang tidak bisa dibilang gampang, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Farmasi.

2 kesempatan Besar itu lewat saja didepan mata, hanya Karena orangtua saya terlalu khawatir untuk melepas gadis kecilnya tinggal jauh dari mereka.

Atau ketika aku sedang giat giat nya Karate, hingga hampir selangkah lagi aku bisa memakai sabuk hitam.

Lagi lagi aku dilarang, alasannya tidak jauh berbeda, Tidak tega melihat anak gadisnya berduel hingga lebam lebam dan berdarah darah.

Kemudian saat aku lebih terobsesi dengan motor daripada mobil, yang akhirnya membuat aku yang obsesi bisa menyetir motor sendiri. Sukses tentu saja…

Sukses untuk membuat mereka kembali melarangku mengendarai motor. Karena di percobaan pertama aku lancar jatuh dari motor, meninggalkan bekas biru di Kaki ku.

Bukan, aku bukan hendak berbicara tentang emansipasi wanita, hanya karena hari ini kebetulan adalah hari Kartini.

Aku sendiri bingung, kenapa icon wanita di Indonesia identic sekali dengan kartini, apa sih yang dilakukannya? Apakah menulis sebuah surat membuat pengorbanan para pahlawan wanita lainnya seperti cut nyak dien, cut mutia dll…, menjadi terlihat kecil? Kenapa harus kartini saja? Bukankah mereka itu juga wanita, yang juga berjasa. Rasanya tidak Fair ketika kita semua mengagungkan kartini sebagai sosok wanita yang menjadi pedoman hidup, dan melupakan wanita wanita hebat lainnya, Bu fatmawati misalnya.

Kenapa harus selamat hari kartini, kenapa bukan Selamat hari Wanita Wanita hebat, tidak hanya terkotak dengan Kartini saja. Hmmh… Aku bingung, jujur saja.

Ah Tulisan ini sudah mulai ngelantur kemana mana lagi…

Back on the track.

Aku yang sering sekali mengatakan " If I were a boy …. I will…. "

Aku yang sering sekali berkhayal, menjadi Pria.

Aku yang sering sekali Protes, Kenapa aku wanita?

Saat Ini, seperti menelan ludah ku sendiri…

Kamu hebat. Bisa sebegitu mudah membuatku merubah prinsipku.

Aku yang sekarang, Berterima kasih pada tuhan.

Bersyukur pada Tuhan, karena Aku bukan seorang Pria.

Kenapa? Alasannya simple.

Karena dengan tidak menjadi pria, aku bisa menyayangimu, sebesar dan sebebas ini. J

Minggu, 19 Desember 2010

The drunk driver had taken all this away from him.

I was walking around in a Carrefour store, when I saw a cashier hand this little boy some money back. The boy couldn’t have been more than 5 or 6 years old. The cashier said, “I’m sorry, but you don’t have enough money to buy this doll.” Then the little boy turned to the old woman next to him: ”Granny, are you sure I don’t have enough money?” The old lady replied: ”You know that you don’t have enough money to buy this doll, my dear.” Then she asked him to stay there for just 5 minutes while she went to look a round. She left quickly. The little boy was still holding the doll in his hand. Finally, I walked toward him and I asked him who he wished to give this doll to. “It’s the doll that my sister loved most and wanted so much for Christmas. She was sure that Santa Claus would bring it to her.” I replied to him that maybe Santa Claus would bring it to her afterall, and not to worry. But he replied to me sadly. “No, Santa Claus can’t bring it to her where she is now. I have to give the doll to my mommy so that she can give it to my sister when she goes there.” His eyes were so sad while saying this. “My sister has gone to be with God. Daddy says that Mommy is going to see God very soon too, so I thought that she could take the doll with her to give it to my sister.” My heart nearly stopped. The little boy looked up at me and said: “I told daddy to tell mommy not to go yet. I need her to wait until I come back from the mall.” Then he showed me a very nice photo of him where he was laughing. He then told me “I want mommy to take my picture with her so she won’t forget me. I love my mommy and I wish she doesn’t have to leave me, but daddy says that she has to go to be with my little sister.” Then he looked again at the doll with sad eyes, very quietly. I quickly reached for my wallet and said to the boy. “Suppose we check again, just in case you do have enough money for the doll?” “OK,” he said, “I hope I do have enough.” I added some of my money to his without him seeing and we started to count it. There was enough for the doll and even some spare money. The little boy said: “Thank you God for giving me enough money!” Then he looked at me and added, “I asked last night before I went to sleep for God to make sure I had enough money to buy this doll, so that mommy could give it to my sister. He heard me!” “I also wanted to have enough money to buy a white rose for my mommy, but I didn’t dare to ask God for too much. But He gave me enough to buy the doll and a white rose.” “My mommy loves white roses.” A few minutes later, the old lady returned and I left with my basket. I finished my shopping in a totally different state from when I started. I couldn’t get the little boy out of my mind. Then I remembered a rumor two days ago about a next door family, there is a drunk man in a truck, who hit a motor cycle occupied by a young woman and a little girl. The little girl died right away, and the mother was left in a critical state. The family had to decide whether to pull the plug on the life-sustaining machine, because the young woman would not be able to recover from the coma. Two days after this encounter with the little boy, I hear a rumor again that young woman had passed away. I couldn’t stop myself as I bought a bunch of white roses and I went to the funeral home where the body of the young woman was exposed for people to see and make last wishes before her burial. She was there, in her coffin, holding a beautiful white rose in her hand with the photo of the little boy and the doll placed over her chest. I left the place, teary-eyed, feeling that my life had been changed forever.. The love that the little boy had for his mother and his sister is still, to this day, hard to imagine. And in a fraction of a second, a drunk driver had taken all this away from him.

Kamis, 16 Desember 2010

Ingin Terulang... ^_^



Baru Sehari Terlewati, Ketika kita bertemu walau cuma 2 jam. =) Dan Kamu harus kembali menaiki Burung Besi itu.
Baik Baik Disana Ya.
Ah... Jarak Jangan Bertambah

Selasa, 14 Desember 2010

Yang kini kamu dan aku tahu butuh banyak waktu untuk kita bisa jadi satu, melebur seperti tanah liat yang ditemplok sesukanya untuk menakar seberapa banyak sebelum dijadikan sebuah guci.

Sabtu, 11 Desember 2010

Best Friend Ever...

Saya Bukan Orang yang Punya Banyak sahabat. Sampai saya 17 tahun ada di dunia ini, saya cuma punya 2 Sahabat. dan keduanya sama sekai tidak berhubungan. :)
kali Ini saya mau menceritakan satu sahabat saya, Yang satunya nyusul :p CITO soalnya !
Sahabat saya yang ini sudah menikah , tepat 1 tahun yang lalu, ketika dia umur 20. dan hidup dengan suami nya dan 1 anak jagoannya. Setelah menikah, dia pindah ke Jakarta. Yang sempet bikin kita sama sama sesenggukan, :( detik detik menjelang pernikahan dia adalah detik detik tersusah dalam sejarah persahabatan kita.
Entah dari mana awalnya kita saling kenal, Saya sudah lupa. Itu sudah bertahun tahun lamanya.
Entah sejak kapan awal kita saling komunikasi di telp berjam jam lamanya, bahkan disaat saya Lagi Insomnia, dan telp dari jam 9 sampe Shubuh, bahkan terkadang kita tertidur dengan handphone yang masih menyala :) I really miss that moment.
Tak terhitung berapa kali dalam sehari kita komunikasi, bisa sampe 20 kali, dan sekali telp paling sedikit 30 menit dan rekor terlama kita 9 Jam telpon Non stop :p .
Bayangkan apa yang bisa diomongin dalam 9 Jam. Mungkin dengan orang lain saya akan bosan, tapi entah dengan dia ada aja bahan omongan, dan rupanya dia berpendapat seperti itu juga dengan Saya.
Belum lagi kalo kita Jalan Bareng dan Ketemuan. Selalu aja ada hal Konyol, yang sampe sekarang masih ngebuat saya Ketawa. Ada banyak kenangan dengannya.
Di saat bersahabat dengannya, ada banyak "hujan" yang datang dan pergi. Begitu juga dengannya. Dan yang lucu adalah bahwa Saya selalu membenci Pria yang ada dihidupnya, dan begitu juga dengan dia selalu menemukan bahan untuk mengomel dan memarahi Pria saya saat itu. Mungkin kita sama sama Jealous, Kita sama sama takut dengan adanya Pria yang ada di hidup Kita akan semakin mengurangi kedekatan kita.
Saya mengalami banyak kejadian dengannya, Kita bahkan punya 1 musuh yang sama :)
diawali dengan Kakanya yang meminta saya untuk menjadi orang special di hatinya, sedangkan saya yang saat itu dilema dan tidak bisa begitu saja menerima dia, ada perasaan canggung antara saya dan sahabat saya, walaupun dia pengertian dengan saya yang waktu itu sudah dimiliki oranglain, Ternyata. Musuh kita akhirnya memiliki hubungan khusus dengan kaka sahabat saya. ( Dan Ini, sampai sekarang ) Saya lupa kenapa saya dan sahabat saya tidak suka dengan cewe ini, mungkin karena dia iri dengan persahabatan kita jadi dia berusaha menghancurkannya, dan yang kedua dia tidak suka pria yang dicintainya pernah menyukai saya.
Masalah yang kita lalui lebih banyak dalam masalah cinta :) beberapa kali saya bermasalah dengan pria saya waktu itu, dan dia yang selalu men support ( untuk Putus :D ) dan begitupun dengan saya, kami benar benar sedih apabila ada diantara kami yang memiliki Pacar. So sweet ya
Saya sering main kerumahnya, begitu juga dengan dia. Dirumah kita bisa main apa aja, heheh tapi waktu emang terasa cepat kalo bersamanya, Kita masak masak, bikin makanan baru, Ketawa, yah pokonya banyak lah. Satu kata yang selalu muncul saat mengingat persahabatan kita adalah Tawa :)
Kita suka ke Pesta bareng, karena kita emang sama suka pesta, dari mulai Sunatan, :D, Lepas Lajang, Wedding dll. and we always Rock the Red Carpet. ;)
Bersahabat dengannya seperti memiliki saudara perempuan, saya bahkan sudah menjadi bagian dari keluarganya begitupun dengan dia.
Kita dulu punya khayalan, tidak ada satupun dari kita menikah tanpa satunya menikah :D bahkan kita merancang satu pernikahan yang Indah dengan 2 Pasangan.
Bahkan kita ngebayangin rumah kita nantinya sebelahan, jadi walaupun kita menikah kita tetep akan deket.
Tapi rupanya, jodoh untuknya datang. Dia yang emang lebih tua dari saya harus menikah duluan
ketika dia dilamar Pria, saya adalah yang terakhir tau :)
bahkan saat itu dia sempat bimbang, dia ingin menepati janji dengan saya :) Konyol ya.
Tapi tentu saja, saya merelakan :p ( kaya apaaa ajaaa.. ) tapi emang iya, berat bgt. Saya merelakan dia dengan orang yang sekarang menjadi suaminya. Untuk pertama kali Saya berusaha menerima dan menyukai kehadiran orang yang akan menjadi calon suami sahabat Saya.
Detik detik menuju pernikahannya adalah detik detik tersusah di Persahabatan kita.
Wajar emang, apabila keraguan akan datang seiring pernikahan, dia meragu dengan pria yang akan menjadi suaminya. Saya bekerja ekstra keras, untuk membuat pikirannya On the track, dan tidak ke Pria lain :( .
Di detik detik pernikahannya, Saya Jatuh Sakit.
saya Opaname di Rumah sakit, dan dari cerita orangtua saya, dia menangis dan mengajak saya Ngobrol dan bercanda di samping tempat tidur saya, walaupun saya yang saat itu sedang "tidur panjang" tidak akan menjawab obrolannya.
Suami nya pernah bercerita dengan Saya, disaat saya sakit, disaat itu dia pertama kali sangat jealous dengan saya, begitu besar efek saya di hidup sahabat saya, dia bisa begitu hancur mendengar kabar saya sakit, bahkan dia sempat bertanya " Apa nanti di saat Saya sakit Kamu akan menangisiku seperti Ini ? "
Di hari pernikahannya, saya masih sakit, walaupun sudah enakan sih, Saya merengek rengek dengan oranngtua saya agar saya dapat ikut di pesta nya.
Saya melihatnya :) memakai baju ala eropa itu, warnanya putih. Indah. dan disampingnya ada seorang pria yang akan menemani dia selamanya. Saat itu emosional sekali.
Dan ketika saya memberi selamat dengan dia dan suaminya, kita sempat menangis, :) dan dilihat dengan beratus ratus pasang mata di gedung itu.
Persahabatan itu masih ada sampai sekarang, sampai kapanpun, akan abadi. Hanya saja Porsi saya sebagai sahabat sudah menjadi Bagian kecil dalam hidupnya. Dan saya menyadari itu :)
Jadilah saya sendiri, tanpa sahabat. :) hanya ratusan bahkan ribuan dan saya harap akan menjadi Jutaan teman.
Tidak ada lagi telpon 9 jam bersamanya, tidak ada lagi ocehan ocehan lucu yang akan selalu saya bagi dengannya, tidak ada lagi Helda dan Sahabatnya yang selalu ada di Party. Tidak ada lagi orang yang menelpon tengah malam kadang menangis karena sedang ingat dengan Papanya yang sudah tiada, Tidak ada lagi orang yang selalu menjadi teman dalam merayakan Valentine dan Ulangtahun selain dia, bukan malah dengan pria saya waktu itu.
Saya Kangen.
Dan Saya Yakin Pria yang kamu pilih untuk menyempurnakan Sunnah Rasullah akan menjadi teman Hidup selamanya.
Dan semoga Jagoan mu :) akan menjadi anak yang sholeh dan berbakti, berguna bagi orang banyak. Dan semoga Akan ada langkah langkah Comel Lainnya yang segera mewarnai lantai rumahmu yang jauh disana.
Saya Kangen Sahabat.... :'(
Saya Telpon Kamu sekarang ya....

Calling.....
Lovely Sista

Selasa, 07 Desember 2010

Ya Allah...
Dengan Segala Rasa Sakit dan Ketakutan
Aku Yang Hina Ini Merindu Mu.
Di Malam yang terasa dingin dan Mencekam.
Gemetarnya semakin Hebat Ya Allah...
Peluk Aku .. Seharian.
Hingga Rasa Takut dan Sakit Ini hilang.
Jangan Lepaskan aku dari Pelukmu,
Hingga Sampai nanti Tiba waktunya
Dimana Aku akan pergi untuk berada di sisimu

Akhirnya Setelah Beberapa Tahun yang panjang, Aku Sempat Mengira, Sehelai Daun yang bertahan di Pohon itu takkan pernah gugur, Bahkan Aku berharap ranting disebelahnya akan Kembali ditumbuhi.
Tapi rupanya, Hati Bisa Salah.
Helai Daun Terakhir itu Jatuh.
Gugur Sudah Daun Maple...