Welcome to Enchephelon, this is my central nervous system

Jumat, 29 Oktober 2010

3 hari Bedrest....


Ya , sudah dari hari Kamis saya bedrest. absen dari segala aktivitas padat, walaupun awalnya saya sudah memiliki tekad bulat buat tetap menjalankan aktivitas seperti biasa disaat tubuh lagi ngambek, tapi tetep aja, rupanya pengaruh orangtua lebih besar dihidup saya.
3 hari ngapain aja? heh.. kaya jadi kambing congek yang mo ngelahirin, ga ngapa-ngapain >,< rasanya paru paru, jantung, usus, hati, lambung dan semua organ tubuh saya berteriak "Rasain, belagu sih, dasar bodoh" Harusnya saya tahu tidak memaksakan kondisi dan ability untuk mencapai obsesi dan ambisi saya. 3 Hari bedrest cukup membuat orangtua saya panik, Entah kenapa setalah kejadian yang menimpa saya 2 tahun lalu membuat mereka jadi gampang panik dengan kondisi saya. Saat saya disekolah, mereka selalu texting saya untuk sekedar mengingatkan apa saya sudah makan dan bukan makan makanan yang aneh aneh ( tau sendiri, makanan di sekolah seperti apa. Ma,Pa. helda tidak suka makanan seperti itu )
Lucunya kepanikan itu tidak mendera orangtua saya saja, tapi juga sahabat, teman, keluarga, bahkan guru saya. sahabat saya akan amat panik kalau saya terlihat pucat, panas, atau keringetan. Mungkin kulit saya yang sedikit terang yang membuat dia salah paham dan menganggap itu pucat. Guru saya akan panik ketika saya sering ke UKS, dan meminjam minyak kayuputih. Padahal Saya hanya menggunakannya untuk menghilangkan gatal dikulit saya karena gigitan semut.
3 Hari bedrest ini, saya jadi sering mendengar " I'Ve told You Hel... " dari mulut orangtua saya. hanya saja kata kata dibelakangnya berbeda beda. seperti, jangan kecapean, jangan telat makan, jangan tidur malem malem, jangan banyak tingkah dll.. Iya ma pa,, helda tau. helda salah, helda cuma jenuh aja ma, helda cape. gimana bisa disaat semua tetap sama, sedangkan hanya helda saja yang berubah?, gimana bisa semua berubah begitu cepat? .
Ok, Next Topic.
Kemarin saya menerima Rapor, Ini suatu kelegaan buat saya karena papa yang mengambil rapor saya. Bukan mama. Mengambil rapor ala Papa, adalah datang kesekolah, bertemu wali kelas, basa basi sebentar, lalu pulang. membaca rapor saya dirumah, dan memuji saya, tidak peduli ada berapa nilai 7 disana. :)
beda dengan mama. Menerima rapor ala mama adalah berjam jam dihabiskan untuk membicarakan saya didepan walikelas. Mama akan membuka rapor saya didepan walikelas saya, membaca satu persatu nilai nilai disana, sambil menanyakan pertanyaan yang amat-sangat-tidakpenting-sekali. seperti " Apa helda suka usil disekolah? " Yang akan di iyakan dengan guru saya " iya bu, helda itu jail, usil tidak bisa diem blablablabla " Tipe pertanyaan lainnya adalah "Apa helda suka nakal? " Yang bukan hanya dijawab tapi juga di tunjukkan kartu pelanggaran saya, seperti dengan pedenya saya memakai seragam hitam di hari senin yang seharusnya berseragam putih putih, atau memakai baju biru di saat harusnya memakai baju pramuka :) bayangkan bagaimana mencolok nya saya, mungkin karena itu saya sangat dikenal disekolah, bahkan saya sering menemui adik kelas yang sok kenal, bahkan ada beberapa teman yang ngiri, ketika jalan dengan saya di sekitar sekolah, dan banyak sekali yang sekedar menyapa, padahal tidak satupun yang saya kenal. Bukannya saya lupa dengan aturan jadwal seragam disekolah, saya cuma ingin beda, kenapa? karena saya bosan terlihat sama, dan alasan lainnya adalah melawan aturan terkadang sangat menyenangkan :) ( yang ini jangan ditiru, big no no... ) Kemudian mama saya pasti nanya apa saya suka ngomong di kelas, suka mengkritik , ( padahal ini sudah jelas, dari mana saya mempunyai bakat cerewet ) yang kemudian akan langsung di iyakan lagi dengan guru saya " Iya bu, helda itu suka nyeletuk blablablabla"

Please deh ma.. pertanyaan pertanyaan ini tetap sama dari mulai awal saya sekolah, dari mulai saa TK. Udah tau kan, kenapa saya selalu worried kalau mama yang ambil rapor.
Saya bahagia dengan rapor saya. ada empat nilai 10. Iya, 10 di rapor... empat lagi... :) biasanya cuma 1 atau 2, itupun jarang. dan yang lainnya 9 dan 8 ada sih yang 7 :( tapi mata pelajaran tertentu saja, yang emang sama sekali tidak saya suka. Ternyata tidak sia sia saya mati matian belajar. :)
-Ok, yang ini abaikan :) -
Harusnya, banyak yang bisa saya lakukan selama 3 hari bedrest ini, saya sudah membuang 3x24 Jam saya :( saya bisa setidaknya menulis meneruskan cerita yang saya tulis yang sekarang sepertinya sudah mulai berlumut di harddisk, saya memang ingin menerbitkan, tapi bukan itu tujuan saya menulis dan menyelesaikannya, hanya karena beberapa orang yang curang dengan alibi meminjam lappie saya untuk sesuatu yang amat-sangat penting diam diam membaca tulisan itu memaksa saya untuk menyelesaikannya :), saya memang ingin melihat tulisan saya di rak rak toko buku, tapi lagi lagi saya berfikir, saya tidak mau menodai hal hal yang saya suka menjadi keharusan karena menggantungkannya sebagai profesi.
Saya tidak pernah akan menjadikan menulis sebagai profesi. Kalaupun buku saya diterbitkan saya tidak akan menuliskan nama saya sebagai penulis ( ini sudah saya terapkan di Mini book saya, tidak harus ada yang tahu siapa penulisnya :) ) Kalau bisa biar tempat nama penulis biasa ada saya kosongi dan bisa dituliskan nama siapapun disana, mungkin yang membaca buku saya bisa menuliskan namanya disana. Terserah, saya bahkan tidak keberatan ketika tulisan saya di copy dan di akui oleh orang lain, menurut saya itu tidak penting, bukannya yang penting adalah perasaan kita ketika menulis. Ya kan ?
3 Hari bedrest ini, harusnya saya sudah bisa merombak kembali blog saya. ya saya mau mengganti dekorasi nya, tapi tidak tahu mengapa, masih males :P banyak yang protes dengan latarnya yang hitam. katanya ngerusak mata . Apa iya ? :) trus diganti apa dong ?
sudah dulu ya..
Oya satu lagi...
mungkin alasan Saya menulis hanya karena suatu saat nanti ketika saat saya tiada, saya bisa meninggalkan sesuatu, meninggalkan jejak, dan membuktikan bahwa saya pernah ada, didunia ini, walaupun cuma sejenak.

di posting ini Saya melampirkan pic, buka hitam putih seperti biasanya. :) untuk menggambarkan rindu saya pada biru dan asinnya air laut. Mungkin, saya akan kembali menjadwalkan untuk mendatanginya lagi, dalam waktu dekat.

Happy WeekEnd.
-Hibernate-

Rabu, 27 Oktober 2010

Tunggu Ya..


Terlepas dari entah kamu apakan semua surat yang kualamatkan kepadamu, ternyata aku sudah melepas harapan menerima balasan yang datang bertuliskan namamu, bahkan menerima pengembalian surat-suratku.. paling tidak itu tandanya kamu pernah membacanya, bukankah aku bisa tahu dari bentuk amplop itu? Apakah masih amplop yang kukirimkan, atau kamu sudah menggantinya? Ataukah masih dalam keadaan licin bersih, pertanda kamu belum membuka atau membaca. Alangkah sedihnya jika begitu.

Ataukah ini salahku yang tidak juga mampu menuliskan alamat darimana seharusnya surat-surat itu berasal? Yang selalu menyemarakkah harimu di hari senin yang pekat, yang kamu tidak suka itu.

Tidak ada yang cukup istimewa dengan perjumpaan, jadi aku tidak bisa menceritakan apa-apa padamu akan keindahannya. Perjumpaan kita, wanitaku.... hanyalah suatu awal dari lembaran kisah semu ini. Saat aku menerawang menangkap biru langit dari sebuah balkon di suatu tempat, dan kamu yang memaku pandanganku untuk tetap dalam sosokmu. Kamu disana, di bangku beton... dan bukan karena kecantikanmu yang memukau saat itu, wanitaku.. kamu tengah membelakangiku saat itu, aku cuma bisa melihat bidang punggungmu. Aku hanya merasa tengah melihat keindahan yang rapuh. Kamu ada disana, dan aku bisa melihat lembaran bulu sayap tak kasat matamu berjatuhan, dan sayap kirimu melengkung bengkok.. patahkah?

Untuk kemudian aku tersadar ingin membenarkannya, memasangnya ke tempat semula. Tapi rasa takut ini nyata, setiap kali aku dengar kamu bilang "jangan....," pada setiap mulut yang menawarkan untuk membenarkan sayap itu untukmu. "tidak..," katamu dan kamu lantas menepisi tangan-tangan itu, yang memaksa dengan penasaran pada sayapmu akankah bisa jadi kuat lagi dengan usaha mereka?

Baik-baik sajakah kamu, wanitaku? Mengapa selalu sembunyi dari ramai dan dalam sedihmu? Mengapa rasa percayamu terkikis sebanyak itu? Waktu terus berjalan, wanitaku... izinkan aku meniupi tiap duka dari pikiranmu lewat embun yang kamu hirup waktu dini hari, izinkan kukirimkan angin untuk menerbangkan lelehan air matamu yang aku tidak bisa hapuskan.

Sementara aku adalah lelaki yang juga tak sepantas itu untukmu, aku peragu. Ragu untuk memberitahumu yang bahkan tidak tahu bahwa aku bukan hanya hembusan karbondioksida. Tapi aku akan ada, dan dengan banyak cara aku ada.. mencoba mewarnai harimu dengan crayonku. Mungkin cuma segaris dua garis, tapi percaya saja.. aku cukup bergembira mampu menghadirkan tawamu. Semoga aku tidak salah waktu.

Kamu duduk di bangku beton itu lagi disuatu sore yang biru (atau aku yang tak mampu meraihmu maka merasa biru?), kamu menulisi sesuatu.. entah apa dan kukirimkan padamu wajah polos lugu itu, menyerahkan permen loli padamu. Warna merah, semerah pipimu yang dicumbu surya. Aku lihat kamu tertawa mendengar makhluk polos itu berkata, "ini untuk kakak.. diterima yaa.. dari seorang malaikat berhati baik," Ah polosnya, padahal benar.. aku tidak mengajarinya kata-kata itu. Aku hanya memberinya coklat sembari meminta tolong pada makhluk manis itu untuk memberikan permen itu padamu.

Aku juga melihat kamu celingukan, padahal ada aku disana.. menatapimu dalam jarak dekat.. berhasil mengintip pecahan hatimu di tiap lembar yang kamu tuliskan. Menurutmu sejatinya semua wanita itu sama, terlalu teracuni dengan cerita negeri dongeng.. Saat cuma ingin jadi putri, berbaju indah dan sengsara lantas menemukan pangerannya yang akan mengajak dia berdansa atau memainkan biola atau menyanyikan lagu atau membacakan puisi untuk dia, kemudian di akhir cerita dia akan menemukan happy endingnya sebagai seorang putri yang bahagia.

Tapi kamu tidak, kamu yang ternyata juga ingin happy ending tidak butuh pangeran.. kamu hanya butuh seseorang yang berlembut hati dan cukup waktu untuk merasa membuatmu dimengerti, seseorang yang bersamanya kamu tahu bahkan ketika dunia pergi dia akan tetap bersedia ada disebelahmu dan meyakinkanmu : jangan sedih, aku ada disini bersamamu. Seseorang yang tidak banyak berkata tapi merangkai jutaan hal-hal sederhana yang indah untukmu, kamu hanya butuh dicintai tanpa syarat, sejenis cinta yang mengikat tanpa membelenggu, kamu hanya butuh ingin jatuh cinta tanpa berusaha dan tanpa harus merasa perlu memaksa dirimu.. karena bukankah begitu seharusnya cinta? dia hanya perlu mengalir, mengisi penuh hati-hati yang kosong dengan hadirnya bukannya dialirkan melalui pipa-pipa raksasa. Dengan kehadiran tak wajarnya, bukankah hanya akan membuat bendungan hatimu runtuh?

Kamu tertawa saat itu, di depan mataku yang mengamatimu kendati kamu tidak tahu, dan di depan makhluk mungil menggemaskan di depanmu. "Iya.. aku tidak butuh pangeran, aku hanya butuh kehadiran malaikat..," katamu dengan tawa kecil membahana. Kamu tahu, kamu hanya berkata pada dirimu, bukannya membisikkan lewat daun-daun gugur ini kepadaku.

Wanitaku, maharani yang bertahta di singasana bangku beton itu sendirian.. saat itu aku merasa sedih, karena aku tahu aku bukan malaikat yang kamu butuhkan. Jadi kugenggam erat keinginan untuk mulai melangkahkan kakiku ke arahmu, aku berhenti, cukup disini. Maafkan aku, ini belum waktunya. Sungguh ini belum waktunya, jika belum waktunya.. bukankah sesuatu hal tidak jadi indah? Layaknya kuntum mawar yang sudah dicabut sebelum dia sempat mekar. Meskipun aku masih akan menjatuhkan kuntum bunga mawar untukmu, atau es krim yang diantar penjualnya ke tanganmu, atau boneka kodok yang melompat mengejutkan dari kotaknya yang mampu membuatmu tergelak itu.. aku bukan malaikat, aku hanya aku yang berusaha membuat tawamu tak pernah sirna. Sungguh, aku masih menunggu suatu saat kamu akan berujar bahwa sebenarnya kamu tidak butuh malaikat, kamu hanya butuh aku. Dan jika saat itu akhirnya mampu tiba, ketika kamu akhirnya tahu, ketika kamu mengizinkan dirimu tahu, ya saat itu.. izinkan aku menjadi akhir indah yang kamu selalu nanti.

Lagi Lagi mencoba "menulis" dari sisi Pria :)
Malam Ini Bulan terang, langit tak berkabut, tapi tetap tanpa bintang. Bulan tanpa bintang sama saja bohong. Mama masih Ngomel, gara gara Saya yang bela belain maen Baseball, padahal kemarin habis maen basket habis-habisan. Ga kerasa Sudah 1 jam mama ngomel tentang bandel nya Saya, dan Malesnya Saya minum Obat. "Ma, aku bosan lihat Obat, Aku bosan minum obat. "

Senin, 25 Oktober 2010

Kata maaf yang takkan pernah tersampai..


Tuhan, terima kasih telah mengirim dia untuk saya.
dia yang sempurna dengan segala ketidaksempurnaannya.
dia yang nyata dan saya terlambat menyadari kehadirannya.
Dia yang memaafkan, sementara saya yang kesulitan menjaga hatinya agar tak kembali saya hancurkan.
Saya yang merasa tidak pernah bisa melindungi nya dari luka yang saya toreh.
saya yang berulangkali pergi, dan dia tetap disini, menunggu saya kembali dengan tangisan penyesalan, dan ribuan maaf..

Tuhan, terima kasih atas kesempatan ini.
bersama dia yang mengakuisasi hati, menawan pikiran,
yang selalu menjaga saya dari luka.
yang menopang saya dari sedih.
yang selalu ada ketika saya menangis.
yang selalu mendengarkan ocehan dan omelan saya.
yang selalu datang kemudian menangkap ketika saya jatuh.
Tapi, saya ingat semua milikmu, termasuk dia dan kehadirannya
maka jika menurutMu saya tidak pantas bersama nya, tidak pantas memiliki dia dan adanya, ambillah...
dan semoga dia akan lebih bahagia tanpa saya..
kemudian berikanlah saya rasa ikhlas yang bertambah, rasa sabar yang meluap dan rasa syukur yang penuh.
Untuk menerima keputusanmu.

Ternyata menyakiti lebih sakit daripada disakiti...
Maafkan aku ....
Semoga kamu selalu baik baik saja, walaupun tanpa aku disana.
maafkan aku yang mengingkari janji untuk tidak pernah meninggalkanmu..
Maaf..

Kamis, 21 Oktober 2010

Sungguh Lama ... Matahari

Empat tahun itu lama, dia bukan sesuatu yang akan berlalu ketika kita membuka mata dari tidur sepanjang siang. Empat tahun itu lama, bukan waktu yang ku habiskan selama di kamar mandi atau untuk berkutat dengan berjilid-jilid novel, bukan setara dengan waktu yang ku habiskan untuk menghadiri dua puluh empat SKS.

Empat tahun itu lama Matahari, tidak mudah ketika harus berjalan sendirian dengan langkah ragu-ragu dan pikiran menerka-nerka, aku ingin kamu ada. Selalu ingin kamu ada. Kamu tidak tahu betapa gelap aku tanpa kamu yang lembut dipagi hari, berlimpah di siang hari dan menatap dari jauh ketika malam.

Aku ingin kamu tahu, tapi tidak tahu bagaimana cara membuat kamu tahu. Kamu membuat cerita ini selayaknya perasaan yang tidak bersambut. Kamu membuat aku jadi makhluk yang mencoba memaksa jadi optimis, menekuri setiap detikan jarum jam yang membahana dalam hening ini.

Ya, kamu tidak mengerti. Kamu selalu tidak mengerti dan tidak pernah mencoba untuk mengerti akan ribetnya buih serupa air yang kelamaan dibiarkan di atas kompor dan berdiam dalam hati. Kamu tidak mengerti ketakutan-ketakutan itu. Kamu tidak mengerti rasa bersalah yang menggerogoti aku perlahan dan membuat aku jadi semakin tidak berarti. Tentang kamu, tentang bayang-bayang itu, dan berakhir dengan aku.

Semua melebur dalam kata terserah. Ini benar, ketika aku ingin kamu ada sedangkan kamu terlalu jarang ada… kekecewaan itu telah berubah menuju ketidakpedulian. Aku jadi tidak peduli eksistensi dan keadaanmu. Tidak ada yang mesti di pedulikan. Seperti yang pernah kamu bilang, kamu jadi tidak penting, kamu memang tidak penting. Aku membenarkan. Kamu jadi sesuatu yang benar-benar kehilangan arti di mulut tapi menempati porsi paling besar di lorong hati, mungkin aku tidak benar-benar bisa mentarjemahkannya dalam lisan. Aku menyesal karena semuanya jadi memburuk tepat di titik ketika aku ingin mengambil sekrup, obeng, tang dan segala yang dibutuhkan untuk memperbaiki.

Yang aku tahu banyak butuh waktu untuk kita bisa jadi satu, melebur seperti tanah liat yang ditemplok sesukanya untuk menakar seberapa banyak sebelum dijadikan sebuah guci. Ya, kita salah satu dari bahan-bahan itu. Mungkin aku tanah liatnya, mungkin kamu pasirnya… atau apalah.. entah jika diteruskan aku akan jadi semakin sok tahu tentang pembuatan sebuah guci ketimbang perajinnya.

Empat tahun itu lama, Matahari… Dan aku mengurung sebagian diriku dalam diammu, menggembok hatiku setelah mengosongkan dan mengizinkan cuma kamu saja yang masuk di ruang hampa itu. Mencoba berdamai dengan waktu, dengan aku…… dengan kehilangan akan binarmu.

Dikutip dari sebuah Novel ecek-ecek :) Entah berapa belas tahun, atau puluhan tahun lagi bisa di temukan di Rak Best Seller ..

Minggu, 17 Oktober 2010

Baru Sadar...


Kawan, Hari ini rasanya aku ingin menulis puisi
Yang romantis sekali.
Tapi entah, harus kumulai kata kata itu dengan A atau I
Karena aku merasa hatiku tak utuh lagi.
Kawan, berkali kali aku mencari hatiku
Dilangit-langit kata, di pelupuk abjad yang dieja
Dan diantara maknanya kata
Tapi kosong, yang kudapat hanya kamus yang bengong
Kawan, Pagi ini aku menemukan hatiku lagi
Utuh, tanpa luka
Nah, Puisi yang romantis itu
Adalah ketika aku menemukan hatiku lagi
Tepat hari ini di lumbung jerami
( Januari, 2005 )

Itu bukan tulisan yang baru saja buat, saya buat itu 5 tahun lalu, di bulan Januari. Dan masih tersimpan rapi di buku agenda saya. Sampai sekarang. Lain kali , saya akan cerita tentang buku agenda saya. Mungkin di posting selanjutnya. 
Kembali lagi di Puisi tadi, Saya merasa keadaan saya beberapa minggu kemarin hampir sama seperti yang ada di puisi itu. Saya Kehilangan Hati saya. Lagi, Setelah begitu lama.
Saya kehilangan hati saya. Bukan hati dalam arti sebenarnya juga sih, tepatnya kehilangan diri saya. Buat orang yang memperhatikan status saya di Bukumuka.com, Yahoo!, Flickr, Twitter. Kalian pasti bisa melihat ada yang tidak beres dari saya. 
Beberapa minggu terakhir saya merasa saya bukan diri saya lagi, Saya merasa seperti hidup di diri oranglain, hidup di hidup orang lain, menjalankan kehidupan oranglain. Saya merasa seperti Robot. Saya sadar, saya berbeda dari biasanya, tapi saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan diri saya. Rasanya seperti ada yang mengganjal, Saya berusaha mengacuhkan, tapi lama lama rasa itu terasa semakin membumbung, menyiksa. Saya seperti orang paling Munafik didunia. Berakting baik baik saja. Padahal saya tahu ada yang salah dari diri Saya. Menyebalkan…
Saya jadi Lemah, saya tertekan, Ada yang hilang dari diri saya. Saya seperti pengembara yang tersesat di hutan Pinus, memutar mutari hutan, dan semua terlihat sama, tidak ada jalan keluar. Sedangkan semakin lama saya berjalan, saya jadi semakin Lelah. Bahkan saya bisa menangis tanpa sebab, Marah tanpa sebab. Semua orang menanyakan apa yang terjadi dengan saya, Teman, Keluarga. Semua tahu Saya berbeda, hanya saya yang tidak sadar, entah bodoh, atau Dungu. Saya merasa ada hal yang selalu saya lakukan, tapi sekarang tidak. Saya merasa ada yang hilang. Dan saya tidak tahu itu apa.
Beberapa minggu terakhir, sifat kompetitif Saya muncul, begitu juga dengan Sifat Ambisius dan Obsesi Membeludak, tak terkontrol. Saya jadi Android, Tidur hanya 2-3 Jam, kemudian beraktivitas penuh, bahkan terkadang saya tidak tidur sama sekali. Musim Ujian sudah dimulai, dan kalau Saya tidak bergegas, Saya akan ketinggalan Kereta. Saya mendorong diri saya jauh dari sebelumnya. Yep, Saya sangat ambisius.
3 minggu berturut turut, dan Saya sudah benar benar berubah, Saya bahkan tidak memntingkan Interaksi Sosial, bahkan teradap keluarga. Saya adalah orang yang paling dekat dengan keluarga, saya terbiasa untuk selalu menceritakan apa yang terjadi dengan saya pada orangtua atau saudara saya. Saya selalu bercerita pada mereka yang terjadi dengan saya, tentang sekolah, bahkan tentang pacar terbaru teman saya, atau hal hal pribadi Saya.
Dini hari tadi, saat saya terjaga sampai pagi untuk mengerjakan tugas ( ya, saya tetap lembur bahkan saat weekend ), saya hanya ditemani oleh suara televisi, yang sama sekali tidak saya lirik. Namun Entah kenapa, saya menoleh kea rah televisi, di channel Star World tepatnya, saya terpaku melihat acaranya, sebuah acara dance. Dan yang membuat saya tertarik adalah cerita salah satu pesertanya, seorang laki laki yang mengidap autis, yang di underestimate oleh orang orang, dianggap cacat, tidak waras, tetapi ingin sekali membuktikan diri. Dia memutuskan untuk mengikuti acara ini, dengan alasan simple, menari adalah impiannya, dan hanya itu yang dia lakukan dengan senang. Dia menari bukan untuk memenangkan kontes ini, bukan untuk memenangkan 100K Pounds. luar biasa dia berhasil mencengangkan semua orang yang ada di sana, termasuk saya, Saya bisa melihat mimpi di matanya yang berbinar binar. Semua orang yang melihatnya memberikan Standing applause buatnya. Tanpa terasa Saya menangis, Ya saya sudah menemukannya.. Itu yang hilang dari saya. Tatapan mata itu.
Yang mengherankan adalah kenapa saya bisa berubah begitu saja, saya seperti orang yang kosong didalam. Padahal selama ini, saya tidak pernah melupakan untuk bermimpi, saya melakukannya bahkan di saat saat tersulit saya, Ketika saya harus berbaring di ranjang ber sprai putih, saat semua orang bisa melihat kemeriahan dunia, dan saya hanya bisa melihat langit langit kosong, tapi ajaibnya pada saat seperti itupun gelora impian saya memang terlalu besar untuk ditahan. Dari atas pembaringan, dengan segala rasa sakit dan kejenuhan, impianku terus tumbuh laksana jutaan atom atom yang mendidih dan siap meledak, melesat, tak dapat dihalangi lagi. Namun, kenapa sekarang saya melupakan hal itu, sesuatu yang bisa membuat saya bertahan disaat tersulit saya.
Saya takut yang dikatakan Plato akan terjadi di diri saya “ Nantinya dalam kehidupan setiap manusia akan terjebak dalam gua gelap yang berisi keteraturan, dan mereka senang berada didalamnya. Karena mereka terbuai dengan segala kesenangan disana dengan hal hal yang mereka capai, hingga akhirnya mereka takut keluar dari gua tersebut. Mereka memang bahagia, tetapi diri mereka kosong, dan mereka tidak pernah menemukan siapa diri mereka sebenarnya, mereka tidak punya mimpi”, Saya tidak mau itu terjadi pada saya. Setelah menangis, diiringi hujan .. , akhirnya saya bisa tersenyum kembali mengingat mimpi mimpi saya, rasanya lama sekali tidak melakukan hal ini, akhirnya setelah beberapa minggu yang menyebalkan berakting tertawa dan tersenyum, kini saya bisa melihat dicermin, senyum saya yang sebenarnya, bukan senyum palsu menyebalkan.
Satu hal yang yang istimewa dari mimpi bahwa kita tidak perlu bukti, hitungan, rumus rumus rumit, reaksi kimia, bahkan aturan aturan tertentu untuk membuktikan keajaibannya. Kita hanya harus mempercayainya. Itu saja, Semudah itu. Mimpi itu perlu, karena dengan bermimpi kamu bisa mengalahkan ketakutan, mengambil resiko dan melakukan apapun yang selalu kamu inginkan. Dan Pagi ini, menjelang shubuh, saya tersenyum menikmati mimpi saya, diiringi hujan, saya hanya perlu menata kembali, mengingatkan diri saya sendiri akan mimpi indah saya. And finally, sang pengembara telah menemukan jalan pulangnya.

Aku menemukan hatiku kembali
Tepat hari ini, Di lumbung Jerami.


Ps :
Terima kasih untuk Allah, untuk memberikan hujan yang hampir selalu menemani saya tiap malam, Surabaya basah, wangi bau tanah, dan indahnya daun daun yang hijau .
Terima kasih pula untuk Matthew, Saya berhutang dengan kamu 

Jumat, 15 Oktober 2010

I promise


life can be hard
not always fun
but as night brings dark,
morning brings sun.
When life gets though and no one seems to care
Give me a call because I'll always be there
I Promise...

Semoga Nanti


Sunday, 10 January 2010
DAN SEMOGA NANTI...


Dan semoga nanti, kamu akan selalu bisa jadi teh atau susu hangat yang kuminum ketika hari hujan yang dingin.
Dan semoga nanti, setiap kali kamu jadi yang pertama kulihat ketika bangun pagi.. tidak akan pernah ruap rasa bosan itu. Akan selalu ada cinta baru yang rebak disana, sehingga aku bisa jatuh cinta padamu setiap hari bahkan ketika kamu dalam kondisi yang paling tidak enak dilihat.

Dan semoga nanti, rasa nyaman akan semakin bertambah bersama bertambahnya masa kebersamaan kita. Bahkan meskipun aku harus menunggu lama untuk kamu pulang kerja.
Dan semoga nanti, akan banyak masa-masa dimana kita bersama menyaksikan redup langit karena senja sudah merindu malam. Tidak apa-apa, meski akhirnya nanti kita hanya bisa menikmati senja dengan hanya menontonnya dari televisi bersama. Tidak apa-apa jika bahkan saat menonton televisipun kamu tertidur meninggalkan aku yang terjaga.

Dan semoga nanti kita bisa lepas dari rahasia kemudian berbagi tawa dan curahan hati, melihat bagaimana hasil fotocopy kita bermain di ayunan atau sekedar berebut mainan.

Dan semoga nanti, kita cukup untuk satu sama lain sampai aku menemukan putih dikepalamu beranak pinak sampai penuh, hingga alis, hingga dagumu.. sama denganku. Sampai bahkan kita sudah cukup dirasa melihat dunia dan pahit, manis, asamnya.
Semoga..
* Tulisan Usang di Notes bukumuka.com, Sengaja Upload lagi disini, Sambil mengingat memori dan Kenangan tentang mu *

Dalam Diam


Aku Menemukan adanya kita karena aku tau ketidakmampuan seseorang tanpa adanya orang lain adalah

sesuatu yang Nyata...

Bukan Cuma bualan dalam film Televisi

Ternyata...

Ketika kita bersebrangan dan sekat itu ada..

Maka jangan sekali kali bilangan kilometer yang banyak itu menjauhkan hatimu dari jangkauanku...

Atau marahku dari redammu...

Meskipun tak berhadapan Tetaplah dekat disisiku ya ..




(Dibuat sebelum kejadian itu, Kalau Kamu kira Aku tidak butuh keberadaan mu, Kamu salah... Karena aku selalu ingin denganmu )




Kamis, 14 Oktober 2010

Lagu Indah Untukmu..


Too many times, I have wondered
What all the tryin' is for.
You come around, I feel so down

I'm gonna drown
'Cause I know that you've fallen short

But do you know
it doesn't change
The way I feel 'bout you, at the end of the day?
'cause I know, that I all I want is what you got.
All I want, is what you got.

Too many times, I have wanted
To turn around and walk away
Knowing deep inside, you can't provide
What I need from you, anyway

Do you know
It doesn't change
The way I feel 'bout you, at the end of the day?
'Cause I know
That all I want is what you got
All I want is what you got

Tell you that I wanna go
But I wanna stay
I tell you that I wanna go
But I wanna stay
I tell you that I wanna go
But I wanna stay
I wanna stay
I wanna stay
I wanna stay

But I know I'm gonna lose myself this way.

I wanna stay
I wanna stay
I wanna stay

But I know I'm gonna lose myself this way.

Do you know
It doesn't change
The way I feel 'bout you, at the end of the day?
'Cause I know
All I want is, what you got
All I want is what you got

But this
moment
is all
I've got
its all I've got

Ahn Trio - All I want ( klik untuk download )

Selasa, 12 Oktober 2010

Efek Patah Hati.


Saya selalu bertanya-tanya kenapa kata ‘sakit’ digabung ‘patah hati’ akan selalu memunculkan inspirasi. Kenapa karya seseorang akan terasa lebih bisa menyentuh pelosok hati kita ketika dia menciptakannya dalam keadaan patah hati atau mengenangkannya atau sesuatu seperti itu ketimbang ketika suasana hatinya tengah bagus dan membuat karya tentang penyanjungan?

Mungkin karena terlalu banyak orang yang pernah patah hati dan tengah mengalami patah hati di dunia tempat kita berjejak.

Saya suka sekali satu puisi Chairil Anwar yang berjudul Tak Sepadan, mungkin saya kurang banyak tahu berapa banyak puisi yang ditulis beliau, tapi saat menemukan kertas kertas virtual berisi puisi-puisinya saya paling suka puisi ini. Bisa ‘menohok’ sekaligus mengobrak-abrik hati kita dengan sekali membacanya.

Aku kira:

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa ahasveros.

Dikutuk sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu pun juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak akan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka

~~

Apakah rasa sedih dan sakit sedemikian bisa membius?

Entah bagaimana saya juga menjumpainya pada diri saya, luapan air mata dan kosong yang tercetak tebal dalam hati seperti air yang membludak tak cukup penampung. Seperti butuh banyak penuangan dan pelampiasan, tidak hanya tangis, tidak hanya cerita berjam-jam pada teman kita hingga lelah dan mulut kering kehausan. Maka pelampiasannya adalah bermacam prosa yang memenuhi kertas virtual, menambah beban memori LaVio saya. Bahkan terkadang saya Bisa menulis sesuatu tentang Patah hati, tentang Sakit tanpa harus melakukannya. Hanya cukup mengingat ngingat rasanya :P

Saya ingat dia pernah berkeluh mengenai prosa-prosa dan puisi-puisi yang saya tulis, yang selalu menyiarkan soal orang-orang yang pernah saya cintai dan kemudian menyakiti, dan beberapa orang yang pernah mengisi hidup saya yang akhirnya harus saya akhiri , sangat sedikit yang tentang dia.. yang mengingat soal dia. Contohnya saja ketika melihat hujan turun… saya selalu teringat satu orang dan bukan dia. Saya bilang : entah kenapa selalu lebih gampang terispirasi sakit hati dan pedih yang berkepanjangan. Dia kesal dan bilang entah serius entah karena pengaruh kekesalannya,”kalau begitu biar saya yang buat kamu patah hati, biar kamu ingat saya terus.” Yang akhirnya berakhir dengan Tertawaan saya :)




Ketiadaan ini menyiksaku, saat semua mengarah kepadamu ....

1:39 Am

Kamu lenyap serupa asap kompor yang penghabisan, kamu lenyap begitu saja direngkuh luasnya udara. Seandainya kamu padat.. mungkin aku masih bisa merunut sisa jejakmu pergi. Tapi kamu terlalu halus, merupa hampa, atau merupa angin yang kadang bisa kurasai tapi tak menyisakan kenampakan.

Hari ini, aku resmi mendeklarasi rasa benci pada jarak.
aku Kamu
atau
aku




kamu?
Jadi sekarang, sudah ada berapa SPASI diantara aku dan kamu?
atau kamu juga sudah menambah ENTER tanpa aku tahu?
Semoga saja tidak... :)

( Malam,Hujan, teh hangat dan lagu indah All I want - Ahn Trio )

Sabtu, 09 Oktober 2010

Saya dan Hidup Saya...

Bukannya bermaksud narsis nulis ini,, tapi cuma dalam rangka mencoba mendeskripsikan diri saya aja,,, saya selalu mengalami kesulitan mendeskripsikan diri saya sendiri,,

Saya penikmat Hujan, Lucunya, saya bahkan belum pernah mandi hujan ^^,, ga boleh kata mama... saya cuma bisa melihat aja,, menikmati musik yang diciptakan jatuhnya air,, menikmati harumnya tanah yang dibasahi air,,

Saya adalah orang yang terbiasa menjadi berbeda, berusaha original, out of the box, dan sering kali saya berpikir beda,, hahahaha...gara gara ini sering skali saya dibilang aneh,, ato bahkan ada yang bilang Otak saya kebalik ^^, Oke saya Anggap itu pujian, saya Unik :)

Waktu Kecil saya Cinta banget sama Tomat ( bahkan sampai sekarang ) , Saya menjadikan Tomat Lauk Makan Saya,, Irisan Tomat, Nasi dan Mentega,, Lalu Setelah makan Nasi lauk Tomat, Kemudian Nyemil Tomat sama Gula,, Minumnyapun Jus Tomat. Saya Yakin Rhodopsin di mata saya Tertimbun banyak, Cukup Buat saya untuk bisa melihat di saat Gelap.

Saya Tidak suka Susu yang dibubuhi Gula, Terlalu manis menurut saya,, Tapi bukan karena saya tidak suka Gula,, Buktinya saya Minum Teh dengan banyak gula.

Dari kecil Saya adalah Penghayal paling ulung, setidaknya di rumah. Seringkali saya kesulitan membedakan Imajinasi dan Realitas. Saya sering kali bilang : " Aku bisa terbang di bulan , main bersama kelinci kelinci disana. " Saya bahkan pernah berpikiran bahwa sebuah bejana punya dimensi lain, yang kedalamannya bisa 2x lipat bahkan lebih dari lebar dan tinggi Bejana tersebut.
Atau membaca keras keras, padahal saya belum bisa membaca, Anak kecil mana yang bisa membaca di umur 1-2 tahun ? iya, saya cuma asal bicara aja. Setelah 3 tahun, baru saya bisa membaca.

Saya akan merepotkan orang ketika akan tidur, saya akan minta tolong untuk diceritain tentang hal apa saja, meskipun akhirnya yang bercerita harus tertidur karena terlalu lelah bercerita, sedang saya masih Melek total :b

Saya suka binatang, terutama Kucing, sampai sekarang pun saya suka menampung Kucing di jalan jalan, yang sakit, luka, kelaparan dirumah saya. :b Rekor saya 16 kucing jalanan di rumah,, yang akhirnya menetap dirumah saya :)

Sampai sekarang pun, apapun yang dilakukan orang secara Massal, yang dikenakan orang secara Massal ( yak,, ini tidak termasuk sunatan massal, ato Kawin Massal ), seringkali tidak sejalan dengan pikiran saya, waktu heboh-hebohnya krisis moneter, saya ingat pernah berpikir, kenapa orang orang dari golongan menengah atas menyisihkan selembar-dua lembar uang gambar pak Harto untuk melunasi hutang negara ? pasti cukup ko..

Saat SD, saya bosan dengan perpustakaan SD . saya bosan membaca cerita dongen bergambar. membaca Fabel, Saya bahkan pernah berteriak ke guru saya, saat dia memaksa saya membaca buku Fabel Kancil dan Buaya " Kamu kira saya anak TK ? " . SD saya besar, terdiri dari TK, SD,SMP, SMA, Akhirnya saya menemukan Oase menghilangkan Jenuhnya saya dengan buku buku perpustakaan SD, Saya menyelinap ke Perpustakaan SMA, saya mengambil buku tanpa izin, Saya ingat pernah membaca Siti Nurbaya, Si Jamin dan Si Johan, Bahkan Salah asuhan.

Akhir-akhir ini mendadak saya kangen dengan SMP yang sempet membuat saya marah saat itu. karena strata sosial di SMP saya, strata yang dilihat dari terkenal atau tidak nya seseorang , dengan kata lain apakah seseorang itu termasuk anggota OSIS, atau organisasi sekolah lainnya, SMP yang memilih salah satu "seleb" sekolahnya untuk mengikuti lomba cerpan, meskipun karangannya mirip karangan berlibur anak SD. Iya waktu itu saya Marah... dan Tertawa Senang ketika seminggu kemudian diumumkan bahwa sang seleb kalah telak :D

Masa kecil, saya habiskan dengan memberontak,
dari SD sampai SMP saya suka membolos, saya tidak keluyuran kemana mana, saya hanya diam dirumah. :)

Keberbedaan saya juga sampai dengan selera musik, saya suka Paramore, The Jumpsuit apparartus, Avenged Sevenfold ( bukan karena synyster SANGAT-KEREN-SEKALI ), Saya suka Christian Bautista, tapi juga suka Maher Zein, Opick, bahkan Kangen band. Selera musik saya memang lebih mengarah ke lirik, ketimbang terpengaruh nada.

Saya tidak bisa jauh jauh dari peristiwa abnormal yang mungkin jarang dialami orang lainnya, sering sekali, Sejenis kunci ketinggalan padahal pintu digembok, lantas bagaimana saya membuka pintunya ?

So ,, Have a nice day All.. :)

Weekend ini Seru, sedikit menghilangkan penat dan frustasi nya saya beberapa hari terakhir.





Gelap...


Plupp...
Lagi lagi mati lampu . Aku takut ketika lampu mati, mendadak sekeliling jadi gelap dan aku terkepung dalam pekat.
Seolah dunia mati sejenak, waktu berhenti berputar. mungkin aku terlalu paranoid, Bukan... ini bukan Phobia.
Aku suka gelap dalam ruanganku, aku suka sendiri dalam gelap.

Merasakan luka bisa berlipat lipat menusuk dan perasaan riang naik menggelembungkan hati.

Tapi tetap saja, aku tidak suka lampu mati.

Aku tidak suka, Aku benci gelap yang terlalu Luas.
Terlebih Bila sendiri (Ya, Yang ini Phobia)

Jumat, 08 Oktober 2010

Menunggu... ?


Dalam hidup kita, berapa banyak kita harus menunggu kepastian?

Mulai dari hal tidak penting, seperti saat tawar menawar harga baju, kita sok meninggalkan tokonya, padahal kita menunggu dipanggil lagi oleh mbak penjaga toko.
Sampai hal-hal yang cukup penting, seperti saat harus menjalani hidup tidak tenang menunggu pengumuman SPMB atau saat deg-degan menunggu kepastian kita diterima di perusahaan x.

Saat proses menunggu kepastian itu, pasti kita ingin cepat-cepat tahu hasilnya. Walaupun kadang hasilnya tidak sesuai harapan, kita pasti lebih memilih untuk tahu hasilnya. Kadang kita juga menikmati proses menunggu itu. Pasti rasanya akan puas kalau mbak penjaga toko memanggil kita lagi. Tapi kalau sampai jauh, ternyata kita tidak dipanggil, berarti kemungkinannya: baju model itu harga pasarannya memang tidak serendah itu; atau toko itu yang memang pasang harga yang terlalu mahal.

Bagaimana kasusnya bila kita menunggu kepastian dari seseorang yang juga sedang menunggu kepastian akan hatinya. Dia tidak tahu kepastian akan hatinya karena saat ini hatinya tidak bisa ditebak. Jadi dia meminta kita menunggu, sementara dia mencari jawaban atas kepastian hatinya.
Dalam kasus ini, tentu kita akan mempertimbangkan untuk tetap menunggu, atau sampai batas tertentu kita pergi.
Kita akan menunggu karena kita ingin tahu hasilnya, apapun itu. Kita akan menunggu karena kita menikmati prosesnya. Kita akan menunggu, karena somehow kita yakin akan hasilnya. Dan mungkin kita akan menunggu, karena hati kita ingin kita untuk menunggu.

Tapi sampai batas tertentu, kita harus tahu kapan kita harus pergi. Kita pergi karena waktu sudah habis. Kita pergi karena kita sudah tidak lagi ingin tahu hasilnya. Kita pergi karena sudah ada ‘baju’ lain yang menarik hati kita. Kadang kita pergi juga karena kita justru takut hasilnya tidak akan sesuai harapan kita. Atau malah sebenarnya dia memang menunggu sampai kita pergi dengan sendirinya. Kalau setelah kita pergi, kemudian dia mendapatkan jawaban atas hatinya, ada kemungkinan kita akan kembali kalau ternyata semua sesuai. Tapi kalau sesuatu di dia dan kita tidak sesuai –seperti harga terlalu mahal pada kasus baju-, berarti memang kita tidak akan kembali.

Menunggu kepastian? Ternyata tidak terlalu rumit ya? Lalu kenapa kadang prosesnya bisa sangat melelahkan?

…………………………..